Rokok Elektronik Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

http://indonesia-news-00.blogspot.com/2018/01/rokok-elektronik-bisa-meningkatkan.html

Berita Terupdate ~ Para ilmuwan memperingatkan bila asap dari rokok elektronik diketahui bisa merusak DNA dan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.

Perangkat rokok dengan menggunakan baterai, yang diklaim juga memberikan efek nikotin yang bersifat instan tanpa adanya proses pembakaran tembakau, telah dipromosikan secara luas sebagai alternatif yang lebih aman untuk para pencinta rokok.

Namun temuan dari sebuah studi baru menunjukkan bahwa rokok elektronik sangat berbahaya, dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Dalam tes laboratorium yang menggunakan dua ekor tikus menunjukkan tikus yang terpapar asap e-cigarette memiliki tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di jantung, paru-paru dan kandung kemih daripada yang menghirup udara normal yang disaring.

Tim penelitian yang dipimpin oleh Dr Moon-shong Tang, dari New York University School of Medicine, memperingatkan bahwa rokok elektronik tersebut dapat meningkatkan risiko kondisi yang mengancam jiwa mereka.

Dari hasil temuan mereka yang diposting di jurnal Prosiding National Academy of Sciences, para peneliti menulis: "Kami mengusulkan bahwa ECS (asap rokok e-rokok) bersifat karsinogenik dan perokok yang menggunakan rokok elektronik memiliki risiko lebih tinggi daripada non-perokok untuk mengembangkan paru-paru dan kandung kemih. kanker dan penyakit jantung."

Sel-sel paru dan kandung kemih cenderung bermutasi atau mengalami perubahan pemicu tumor daripada sel yang tidak terpapar.

Sementara asap tembakau mengandung sejumlah bahan kimia yang berpotensi berbahaya, uap dari rokok elektronik hanya terdiri dari nikotin dan beberapa pelarut organik yang relatif tidak berbahaya.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perokok yang menggunakan rokok elektronik memiliki 97% lebih sedikit karsinogen paru yang dikenal sebagai NNAL di tubuh daripada perokok tembakau. Itu mirip dengan tingkat yang terlihat pada orang yang memakai terapi pengganti nikotin.

Namun, tingkat NNAL masih jauh lebih tinggi pada perokok rokok elektronik daripada non-perokok.

Mereka menunjukkan bahwa rokok elektronik dengan cepat mendapatkan popularitas, terutama di kalangan anak muda yang menganggap rokok tersebut tidak berbahaya.

Saat ini ada 18 juta perokok e-cigarette di AS dan 16% siswa SMA di Amerika Serikat menggunakan perangkat tersebut, kata periset tersebut. Sebagian besar nikotin yang dihirup dengan cepat dipecah menjadi bahan kimia non-toksik yang disebut cotinine, yang akhirnya diekskresikan dalam urin. Dan bahan kimia ini mampu menginduksi tumor di organ yang berbeda.


Mau Dana Lebih Dengan Modal Kecil??
Coba Saja Klik Link Ini ==
TogelOnline Modalnya 20.000 Doang!!
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unik!!Wanita Cantik Berkepala Lonjong

Ke 7 Orang Ini Meninggal, Akibat Tertawa Berlebihan

Sinopsis Vampire Cleanup Department (2017)